Translate

Kamis, 11 Agustus 2011

Kesaksian


“ Pergilah dan bawalah Wajah Yesus ke seluruh  penjuruh dunia ”
Wajah-Mu kucari

18 Oktober 1991 kuterima utusan dari Kongregasiku  untuk melaksanakan satu karya misi di Indonesia. Tempatnya:  Pulau Flores, Maumere, Keuskupan Agung Ende.
Memang inilah pula keinginan terdalam yang kusembunyikan selama aku berkarya  sebagai guru SD dan di  kantor  Misi KKI, Padua-Italy .
Kuingat, bahwa sudah pernah aku menyampaikan keinginan itu kepada  atasanku dan pada waktu itu akan menjadi  hadiah atas  25 Tahun hidup membiara.
“Aku minta pergi ke Brasil selama dua tahun”
Namun Tuhan menghendaki lain .
Pada suatu hari, bulan Maret  1991, saya dipanggil dan diminta menjadi misionaris  pertama para suster Wajah Kudus di Indonesia. 
Kupikir selama satu minggu, lalu  sekali lagi aku mengulangi  “ YA “ dengan hati penuh kesadaran  dan  pasrah.
Pada waktu itu bergemalah dalam diriku moto yang selalu mengiringi hidupku :“ TUHANLAH GEMBALAKU, aku takan  kekurangan  “ ( Mzr.23)
Pada tanggal 24 Oktober Tahun 1991 kuinjak tanah Indonesia. Kuakui bahwa aku belum tahu satu kata pun.. semua asing..Aku  seperti orang buta.

“Kucari WajahMu, ya Tuhan”.

Inilah yang mendorong aku. Inilah yang memberi  kepadaku kekuatan untuk meninggalkan segala galanya  untuk mencari  WAJAH YESUS !
Wajah sesama saudara yang kecil, yang miskin, yang menderita, terlantar, dilupakan, dipenjarakan. Inilah Wajah Yesus yang hidup di zaman sekarang ini yang kutemukan di antara saudara/saudari di tanah misi Indonesia.  Inilah Wajah Yesus yang benar. Wajah yang  kucari, kutemukan juga dalam pelayananku.
Ku lewati  satu tahun dengan penuh kesetiaan, kesabaran  untuk  belajar adat, kebiasaan, kultur orang Flores, bahasa.
  Aku mulai berkomunikasi. Mengajar, menguniungi orang-orang  yang hidupnya susah..aku mendenganrkan keluh kesah mereka, penderitaan, kekurangan.
Kegembiraan di tanah misi kumulai rasakan dan dibagikan.
Awalnya kurasa semua muda. Tuhan sungguh menyertaiku.
Tapi..  pada 12 Desember 1992 gempa menghancurkan Maumere, ribuan orang meninggal dan hatiku juga hancur bersama dengan apa yang kubangun.. Aku bertanya dalam diriku:
“ Sekarang?   Tidak ada rumah lagi, tidak ada apa-apa.. Rumahku adalah langit. Air adalah air hujan..
Aduh Tuhan! Aku mulai mengeluh dan bertanya-tanya…”
Kucari teman suster. Kupikir ia sudah meninggal. Tidak ada berita, tidak ada kontak. Aku jalan kaki dari Koting, Ledalero, Maumere, Ritapiret.. aku mencari info.
Beberapa hari kemudian aku sangat bersyukur: temanku masih hidup dan kami boleh berkumpul dan membagi pengalaman.
Pada waktu itu ada satu tawaran dari atasanku : “Suster, di situ kamu susah, sementara  anda boleh kembali ke Italy “.
 Tanpa berpikir panjang  langsung kujawab: “ Aku tinggal di sini karena sesama saudara membutuhkan pertolongan dariku. Aku datang untuk mereka. Kalau kupulang aku tidak memberi kesaksian. Itu merupakan pelarian. Aku ingin mengalami kesusahan, penderitaan hidup bersama mereka, inilah Moder kehendak Tuhan bagiku.
Selama 8  Tahun aku juga tinggal dalam rumah sementara terdiri dari pelupuh bambu. Kumencari dan menimba air bersama umat. Aku sungguh merasa bersatu dengan nasib sesama manusia. Di situlah kualami kegembiraan berkarya di tanah misi.
Kumulai  bangun kembali dari kehancuran gempa bumi dengan bergiat di bidang pastoral, pendidikan.. Kujadwalkan kunjunang rutin dengan para tahanan di PL Maumere dan mendengar masalah-masalah mereka. Sesuatu yang sungguh luar biasa...
Aku menyatakan kharisma Kongregasiku serta warisan dari Pendiri, Beata Maria Pia Mastena, yang sangat ingin agar para suster  Wajah Kudus “ membawa Wajah Yesus yang manis, sampai ke penjara, agar saudara/saudari yang menjalankan hukuman merasakan dan mengalami karya cinta keselamatan.
Tuhan menjadi kekuatanku. Kurasakan kehadiran-Nya. Apa saja  yang  kubuat merupakan karunia sebab Dia selalu di sampingku.
Rumah Biara juga mulai dibangun kembali. Batu demi batu .. campur  tangan Tuhan melalui sahabat-sahabat dan karya misi di tanah airku.
Di samping itu ada beberapa pemudi yang ingin sekali bergabung dengan  kami oleh karena itu kami membuka peluang untuk mereka untuk memulai mengenal Kongregasi dan Karisma Wajah Kudus ini. Kongregasi berkembang dan  membuka Rumah Pembinaan bagi para calon, bagi para postulan dan novis.
Anggota-anggotanya bertambah!
Gereja lokal meminta  kami  di beberapa tempat dan sesuai dengan kemampuan yang kami miliki  kami  melayani umat Allah di daerah-daerah terpencil di mana belum ada suster –suster.
Kami menyatakan  spiritualitas  kami secara  kongkrit.
“ Menyebarkan, memulihkan, menyilih Wajah Yesus “ 
adalah singkatan dari spiritualitas Kongregasi Suster-Suster Wajah Kudus.
Inilah Wajah yang diserahkan kepada kami supaya kami merenungkanNya, menyebarkanNya dan terutama supaya kami memandangNya dan mencintaiNya dalam setiap saudara dan saudari.
Sekarang di Indonesia kami hadir di : Koting -Maumere, Ndona-Ende, Kupang dan  Wekaseko-Nagekeo.  Di mana kami berada, kami membaktikan diri kepada berbagai bentuk evangelisasi dan promosi kemanusiaan, sehingga semua manusia dapat bertemu dengan Wajah Kristus.
Kami diutus kepada anak-anak dan kaum muda untuk menghadirkan Yesus sambil mendidik mereka di  sekolah-sekolah dan memberi kesaksian tentang kegembiraan karena dicintai oleNya dan menjadi milikNya.
Kami berkarya di paroki-paroki melalui suatu kehadiran yang sederhana dan terbuka, serta menjalankan katekese, animasi liturgi  sambil berusaha menyebarluaskan cinta akan Ekaristi dan devosi kepada Wajah Kudus.
Kami merawati pula sesama yang lanjut  usia, yang menderita dan tersisih dengan kedepulian yang lemah lembut. Semuanya untuk Kerajaan Allah.
“ Bergiatlah! Bersemangatlah selalu! Tetaplah setia, jadilah selalu rasul-rasul, senantiasa dan seluruh untuk Wajah  Kudus Yesus..”  ( Pendiri )
Kehendak Madre Pendiri kami terapkan dalam hidup harian dengan moto : cerah, ceriah selalu”.
Aku sudah  20 Tahun berkarya di  tanah misi ini. Banyak kuberi tetapi lebih- lebih kuterima. Kubelajar dari sesama yang sangat miskin untuk membagi apa yang kumiliki.
Kubelajar  dan semuanya kusimpan dalam hatiku yang menjadi kaya oleh sesamaku.
Kusyukur, kuberterima kasih kepada  Yesus Kristus yang telah memanggil, memilih dan mengutus aku.
Kutelah pergi, kutinggalkan segala galanya untuk Wajah Kudus Yesus yang saya cari, temukan dan layani.

                                                                                                            Sr Aloisia Dal Bo,CSV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar