Translate

Kamis, 28 Juni 2012

Tambahkanlah Imanmu !





«Undangan untuk menghidupkan kembali rahmat iman"

Kanon pembuka:

Dalam Nama Bapa...

Pembimbing:
Doa malam ini mendalami kebajikan utama yang telah menggerakkan Beata Pendiri kita, yakni keutamaan iman. Kita akan menempuh satu perjalanan mulai dari Abraham sampai zaman kita ini.


Lagu pembuka:

Abraham, Bapa iman kita

P 1:  Karena iman, Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk  berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.  Karena iman, ia diam di tanah yang dijanjikan itu seolah-olah di suatu tanah asing dan di situ ia tinggal di kemah  dengan Ishak dan Yakub, yang turut menjadi ahli waris janji yang satu itu. Sebab ia menantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah... Itulah sebabnya, maka dari satu orang, malahan orang yang telah mati pucuk, terpancar keturunan besar,  seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, yang tidak terhitung banyaknya... Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, walaupun kepadanya telah dikatakan: “Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu”. Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang mati. Dan  dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali.  (Ibr 11: 8-10.12.17-19).
 
Hening untuk renungan
P 2: Abrahan adalah lambang semua orang yang taat kepada suara Allah yang  memerintah agar ia berangkat.  Ketika dipanggil Allah untuk pertama kalinya, Abraham berumur 75 tahun. Sara adalah istrinya. Ia memiliki ternak, tetapi ia tidak memiliki padang untuk  menggembalakan  binatang-binatangnya. Dari segi manusiawi, hampir tidak ada sesuatu-pun yang dapat mengubah pola hidupnya. Semuanya ini menggambarkan betapa besar jiwanya gembala ini, yang meski-pun usianya sudah lanjut, berani memberi arah baru kepada hidupnya, dan membiarkan diri dibimbing oleh Allah, karena ia percaya kepada Firman-Nya. Allah menjanjikan kepadanya sesuatu yang ia sungguh perlukan, yakni satu keturunan dan sebidang tanah, sesuatu yang hendak dicintai dan dirawati.  Dikuatkan oleh iman yang teguh dan harapan yang terbuka kepada  masa depan maka, Abraham tinggalkan negerinya, bangsanya, dan rumah ayahnya untuk mentaati Allah tanpa pamrih. Allah itu benar dan adil dan menyatakan diri kepadanya dengan penuh cinta dan berkat berlimpah.
  

Maria,  dialah yang telah percaya

P 3: Pada saat Maria menerima Kabar Sukacita, ia laksana kemah indah dan penuh iman. Banyak pertanyaan muncul dalam dirinya dan ia bertanya diri bagaimana mungkin semuanya itu dapat terjadi, karena ia belum bersuami, namun setelah bertanya semuanya ini, ia merasa puas dengan jawaban-jawaban Malaikat Agung. Maria rela melebarkan kemahnya untuk menerima kehendak Allah. Dengan mengatakan “Ya”, Maria telah menciptakan satu tempat yang cukup luas, yang semakin luas agar Roh Allah datang dan tinggal di dalam dirinya.  Patok-patok kemahnya yang kuat tidak Iain dari iman, kasih dan harapannya akan Tuhan, Allah kehidupan, karena bagi Allah tidak ada yang mustahil. Maria telah melebarkan juga kemahnya dengan mengunjungi Elisabet saudarinya.

P 4: Ketika Malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau”. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata Malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendak engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub, sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan”.
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?”. Jawab Malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia-pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil”. Kata Maria: “Sesungguhnya, aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu”. Lalu Malaikat itu meninggalkan dia.
Pertanyaan-pertanyaan: 
· Maria adalah kemah terindah bagi Allah Tritunggal. Dengan cara manakah kita  didorong untuk melebarkan tempat hati kita, agar Allah, umat manusia dan alam semesta dapat tempat di dalam diri kita?
· Apa yang menjadi patok-patok kemah hidup kita?

Pembimbing: Sama seperti Abraham, bapa semuo orang beriman, sama seperti Maria Bunda Yesus, Beata Maria Pia Mastena, pendiri Kongregasi Wajah Kudus, telah menjawab “ya” kepada Allah, tanpa tahu ke mana ia akan diantar oleh Allah. Ia percaya  kepada Allah, oleh karena itu ia berani menjawab “ya” kepada setiap permintaan Roh Kudus. Katanya: «Jasa iman dan balasannya di surga, tidak tergantung pada tanda-tanda ajaib yang dilaksanakan, melainkan pada ketaatan yang teguh dan mutlak, di mana akal kita tunduk kepada wahyu ilahi». (B.M. Pia Mastena, Notes 7, hlm.27)

Lagu:  (tentang Beata Mastena)
laksana pelita yang menyala


2 L:  «Saya mengakui bahwa saya telah dan selalu melihat dalam diri Madre Pendiri satu iman yang tak tergoncang. Baginya Allah adalah segala sesuatu.  Allah selalu di hadapannya, laksana target. Demi Allah, menurut Madre, hendaknya selalu mencari yang paling sempurna. Madre tidak pernah suka dengan sikap yang dobel dan ia selalu mengajar hal yang sama kepada para Suster. Ia ingin agar para suster selalu bersikap jernih, patuh kepada Ajaran Gereja, setia kepada Sri Paus yang ia sebut “Kristus yang manis di dunia ini” sesuai dengan satu ekspresi dari santa Katarina. Madre menyatakan sikap imannya dalam doa dan secara khusus dalam mengarahkan seluruh pembicaraannya kepada Allah. Doanya menyerupai sebuah dialog, satu keterlibatan, satu komunikasi. Ia sungguh mengasihi Firman Allah, terutama Injil… untuk mewartakan Yesus perlu lebih dulu mengenal Yesus. Untuk menyebarkan, menyilih WajahNya, perlu lebih dulu mengasihiNya, dan kita tidak mungkin mengasihi orang yang tidak kita kenal...». (Saksian  Sr. Cecilia Griggio, Positio hal. 61-62)


Mari kita menyalakan pelita iman kita,pada pelita Beata Mastena yang selalu bernyala

Pemimpin: Ketika kita telah dibaptis, kita telah menerima sebatang lilin yang bernyala, lambang iman kita. Dalam peredaran waktu, kita telah sering kali mengulangi janji baptis kita. Pada saat ini, kita akan mengobarkan kembali iman kita kepada pelita  iman Beata kita yang selalu membantu kita dengan kesaksian hidupnya, agar kita dapat berkembang dalam kebajikan utama ini.
Pemimpin komunitas menyalakan lilinnya pada pelita yang ada di depan gambar Madre Mastena. Sesudah itu ia menyalakan beberapa lilin yang dipegang orang  lain. Sesudah itu semua orang mendaraskan doa “Aku percaya”

Bersama-sama:  Aku percaya...

Lagu:
Pemimpin:  Tahun iman hampir datang untuk membangun kita dari ketiduran, dari sikap kita yang cari aman, sehingga kita dapat menyadari kekurangan iman kita. Sri Paus mengajukan kepada kita beberapa pertanyaan dasar yang telah diajukan Yesus dalam Injil.
Apakah kamu tidak percaya?

P 1:  Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: “Marilah kita bertolak ke seberang”. Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam  perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dasyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak peduli kalau kita binasa?”. Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!”. Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?”. Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang  ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?”. (Mrk 4: 35-40).

Hening untuk renungan

Lagu: 

Bagaimana dengan kita ini?…

· Mari kita mengingat kembali orang tua kita, para pastor, katekis, Pendiri kita, sesama kita, para suster, semua orang yang telah membantu kita dalam proses perkembangan iman kita. Jika kita mau, sekarang kita dapat menulis nama-nama mereka di atas kertas yang telah diberi kepada kita dan dalam keheningan kita bersyukur kepada Tuhan karena semua orang ini. Mereka telah menyinari langkah-langkah kita, laksana pelita.


Terima kasih, ya Tuhan, atas segala berkat yang telah kami terima,
sering kali kami kurang menyadarinya.

Terima kasih atas masa lampau,
ditandai oleh rencana-rencana yang telah menjadi kenyataan
dan realitas-realitas yang belum terselesai.

Terima kasih atas semua orang
yang telah membantu proses perkembangan iman kami,
nama-nama mereka sekarang kuletakkan di atas altar-Mu, ya Tuhan.

Terima kasih atas masa kini,
diwarnai oleh terang dan kegelapan
yang berdiam di dalam diri kami
dan ada juga di sekitar kami.

Terima kasih atas masa depan,
yang belum menjadi milik kami,
kami tahu bahwa ia akan mekar dan menyatakan cakrawalanya
secara perlahan-lahan, hari demi hari.

Buatlah, ya Tuhan,
agar  terang harapan tetap menyala di dalam diriku,
kuatkanlah akar-akar imanku,
biasakanlah aku tersenyum setiap hari
dan bantulah aku dalam menjadi saksi
mengenai kekuatan yang dapat mengubah segala sesuatu:
yakni kasih kepada Allah dan sesama. Amin

Doa untuk Kapitel jendral

Lagu penutup: 



Suster Wajah Kudus di Sumba



 Wajah Weekombaka

Anak yang diberi nama Fernanda oleh Sr. Kristina Tei, CSV dalam kunjungan pastoral.





Suster Wajah Kudus diterima secara resmi 
dengan tarian yang meriah dan mulia pada tanggal 17 Juni 2012.
Umat menyatukan diri dengan nada syukur atas kehadiran  para suster.



Suster Wajah Kudus di Gereja Hati Mahakudus, Weekombaka, menanti perayaan Ekaristi bersama umat.




Setiap suster Kongregasi Wajah Kudus mencari dan menemukan Wajah Yesus yang menderita dalam diri anak-anak, orang kecil dan sederhana


Orang muda diperhatikan dan didukung oleh suster Wajah Kudus dalam mempersiapkan pesta
Pelindung paroki Weekombak.
" Bergiatlah "



Para Suster Wajah Kudus bersolider
bersama anak-anak yang setiap hari mencari air dengan jalan kaki selama dua Km.sebagai ungkapan perhatian dan cinta.



Cerah, ceria bersama sesama.
Kehadiran suster Wajah Kudus memberi motivasi dan semangat bagi semua orang denga moto : "CCS "  yaitu : cerah, ceria selalu !
Walaupun banyak beban...



Wajah sesama manusia yang miskin, merupakan kenyataan Wajah Yesus yang menderita dan yang perluh dipulihkan oleh para suster Wajah Kudus.


Kegembiraan umat di Weekombaka disimbolkan dengan tarian.



Suster Wajah kudus akrab dengan sesama
dalam mereka  terpancarlah cahaya Wajah Yesus.



Bersalam !



Anak- anak berpose bersama seorang suster Wajah Kudus yang sementara bercerita dan bertanya pada mereka.

Peringatan Pesta Beata Maria Pia Mastena


Peringantan liturgis
Beata Maria Pia


 
Jesus!
Saudari dan Saudara yang terkasih,
                                            Negara Italia dan penghuninya gemetar, bukan hanya karena gempa bumi alam, melainkan oleh karena sekian banyak kejadian yang membuat kita berhadapan dengan kenyataan-kenyataan yang menakutkan, antara lain kehilangan nilai-nilai yang tiada bandingnya. Sementara itu Bapa Suci meminta kepada kita dengan penuh semangat, agar kita percaya, berharap dan mengasihi. Sambil  mendoakan semua kejadian ini dibawa terang Firman Allah dan Paus, saya berani berkata bahwa Pendiri kita, selain kedua kekasih yang kita kenal, yakni Ekaristi dan Wajah Kudus, ia memiliki juga dua kekasih lainnya, yakni kasih kepada Gereja dan kepada kaum miskin.
Kasih kepada Gereja:  kasih ini telah berkembang di dalam Beata kita sejak masa kecilnya, dan telah menjadi semakin nyata dalam dinamika hidupnya dan juga dalam tulisan-tulisannya. Ini satu kasih yang nyata, satu kehadiran yang berarti dalam aktivitas-aktivitas pastoral Gereja lokal. Gereja, sebagai gedung, menyerupai rumahnya yang kedua, di mana Madre suka menyembunyikan diri untuk tinggal sendirian dengan Yesus.  Ia telah menjadi batu hidup dari Gereja ini. Sejak kecil ia telah membaktikan waktu dan tenaga untuk menjalankan katekese bagi anak-anak yang lebih adik. “Sungguh luar biasa melihat dia setiap hari minggu atau pada kesempatan yang lain, masuk dan bertindak laksana seorang guru bagi sarang burung-burung pipit itu, untuk berdoa, bernyanyi, mengatur, berdiskusi, dan terutama untuk berlomba dengan mereka dalam menciptakan bunga-bunga kecil, mengucapkan doa-doa kilat, mengunjungi Yesus dalam Sakramen Mahakudus walaupun hanya sebentar, mengikuti Misa dengan devosi penuh, mengikuti adorasi meriah, menyebarluaskan devosi bulan mei dan devosi hati Kudus Yesus” (Maria Pia Mastena. Filippo d’Amando, hal 51).
Demikian juga selama masa remaja dan masa mudanya, sebagai putri Maria, Rasul Hati Kudus, untuk menjalankan sekian banyak tugas lainnya yang membuat dia berkembang dalam semangat kerasulan dan misioner. Dalam setiap tahap hidupnya, sebagai Biarawati dan Pendiri, beliau telah selalu menyatakan satu kasih yang besar bagi Gereja dan telah membaktikan diri dengan pelbagai cara agar “jiwa-jiwa yang ditebus oleh Darah Kristus” dapat menerima kehidupan dengan berlimpah-limpah. “Berkat karya kerasulannya, tak seorangpun di Miane telah meninggal tanpa menerima sakramen-sakramen… Beliau selalu siap sedia membantu siapa saja, terutama dengan membawa Firman Tuhan penuh hiburan” (Sr. M. Arcadia Nardin - Positio hal. 41).
Kasihnya bagi Gereja menjadi nyata juga melalui sikap hormat, perhatian dan taat kepada Paus, para Uskup, para Imam, bapa-bapa pengakuan dan semua pelayan tertahbis; kasih itu menjadi nyata juga dalam aksi panggilan dengan kaum muda dan para frater, dalam berjalan dan mengambil bagian dengan perasaan Gereja. “Sungguh hidup imannya akan Gereja, Paus yang sering kali disebut olehnya: «Kristus yang manis di dunia ini», dan akan para Uskup. Menurut saya ada sesuatu yang istimewa dalam audiensi pribadi dengan Paus Pius XII pada hari Pentekosta, tanggal 12 mai 1940. Beliau memberitahukan kepada yang Mulia Mgr. Beccegato dan kepada saudaranya Plinio. Inilah kata-katanya kepada saudaranya: ‘Hari ini, Hari Raya Pentekosta, menyerupai satu kejadian besar dan bersejarah bagi Kongregasi yang sederhana ini… Berkat rahmat Allah yang baik, saya tinggal selama duapuluh menit dekat kali Bapa Suci … Saya telah merasa kehilangan dan saya telah berbicara bukan sama seperti saya berada dekat kaki Paus, melainkan di depan kehadiran Yesus sendiri …’”. (Sr. M. Rosa Narduzzo, Positio, hal. 197).
Dalam kejadian ini, yang terus kembali terjadi lagi dalam sejarah ini, kita melihat bahwa Beata Pendiri pernah berhadapan dengan kejadian-kejadian yang hampir sama dengan yang terjadi pada periode ini. “Saya telah tahu tentang kejadian-kejadian berat yang telah terjadi terhadap Pribadi Suci yang Mulia Gembala dan Uskup: saya sungguh menderita dan saya telah berdoa baginya dan bagi domba-domba yang tanpa akal dan bandel, yang telah begitu melawan Gembalanya yang penuh kasih dan kebapaan. Saya ingin menulis kepadanya, sebagai tanda penyilihan, dengan menjamin doa-doa kita yang miskin dan penuh semangat, yang dipersembahkan kepada Allah yang baik agar mereka yang malang itu mendekati Bapanya dan diantar olehnya kepada Tuhan”.  (Terang dari terang n° 237 hal 172-3).
Tidak ada hal yang baru di bawa sinar matahari, sekarang sama seperti kemarin Gereja dianiaya dan perlu dengan hati yang penuh sikap memiliki; “kita sebagai anak-anak Gereja yang istimewa…” hendaknya selalu berjalan selaras dengan Gereja, sambil senantiasa sungguh menghayati semangat Penyilihan sebagai misi khas yang telah kita terima sebagai anugerah justru dari Gereja yang telah menerima dan mengakui Kharisma kita. Secara pribadi saya selalu merasa kagum karena kasih Beata Pendiri kepada Gereja, karena ia merasa “Cum Ecclesia” (bersatu dengan Gereja), karena ketaatannya kepada Gereja dan sikap pengorbananya demi Gereja.
Pada saat ini Gereja dianiaya dari dalam dan dari luar, dan mungkin kita, sebagai Biarawati dan Biarawan Wajah Kudus, hendaknya lebih berusaha untuk menjadi tanda nyata kekudusannya, untuk melayaninya melalui Kharisma kita, dengan memberi sumbangan kita yang khas dengan murah hari dan cuma-cuma. Sekarang kita sungguh dipanggil untuk menghayati secara mendalam dimensi gerejawi Kharisma kita, karena kita telah lahir dalam Gereja dan demi Gereja, maka kita tidak mungkin menutup diri dalam sarang-sarang kita, dalam rumah-rumah kita, dalam kebutuhan-kebutuhan kita meskipun hal ini menyerupai sesuatu yang nyata.
Mari kita lebarkan kemah kita untuk menyambut seruan-seruan Roh yang tujukan kepada kita melalui Gereja, yang memanggil kita menjadi saksi kasih yang menjelma di tempat-tempat di mana manusia menderita dan mati dalam peninggalan dan kesendirian. Dewasa ini, mengasihi Gereja berarti menjadi peziarah yang berjalan bersama pria dan wanita zaman ini, yang telah kehilangan jalan nilai-nilai dan tidak tahu arah ke mana. Mari kita membuka lebar pintu kita kepada Kristus dan mari kita membuka lebar pintu-pintu kita kepada sesama, agar kita menjadi putri/putra yang pantas bagi seorang Madre yang telah mengasihi dengan segenap hati seluruh Gereja, yang suci dan berdosa.

Kasih kepada kaum miskin: saya yakin bahwa para saksi yang masih hidup dapat mengatakan betapa besar kasih Beata Maria Pia bagi setiap orang yang berkekurangan. Peka terhadap semua keperluan-keperluan manusia dan terhadap semua wajah yang rusak, ia tidak menahan diri untuk menghibur dan memberi kasih. Sejak profesi pertama sebagai Suster Misericordia, ia telah menerima sesuatu yang telah menjadi semangat seumur hidupnya. Inilah tulisannya: “Laksana pelayan murni Yesus Kristus (saya berjanji) membaktikan diri seumur hidupku dengan seluruh tenaga tubuhku dan jiwaku untuk melayani kaum miskin dan menderita”.
Kita telah melihat bagaimana pembaktian ini menjadi nyata dalam hidup harian Beata kita. Seorang miskin yang mengetuk pintunya adalah Yesus yang mengemis, seorang yang terluka adalah Yesus yang berjalan menuju gunung Kalvari. Dalam setiap wajah yang rusak ia melihat dan mengkontemplasikan Wajah Yesus. Betapa banyak kali, karena tergerak oleh belas kasih, ia mendekati orang yang paling lemah untuk memberi mereka semangat dan mengembalikan kepada tiap orang martabat sebagai anak-anak Allah. Perhatiannya kepada kaum miskin, caranya dalam membagi-bagikan kebutuhan pokok, tidak menyerupai tindakan asistensi, melainkan satu anugerah kasih demi mempertahankan hidup mereka yang sungguh berkekurangan dan tidak mungkin tetap hidup  tanpa bantuannya, karena mereka mengalami kelaparan. “Sekali peristiwa, ia merasa wajib menghadapi sekelompok prajurit yang sedang mengambil seekor sapi kecil yang adalah satu-satunya harta seorang janda muda, dan pada kesempatan yang lain, ia pergi ke markas militer Jerman dan dengan penuh semangat meminta agar dikembalikan segengam tepung terigu yang telah diambil kepada satu keluarga yang hanya memiliki harta itu”. (Tertarik oleh WajahNya. Filippo D’Amando, hal. 33-34).

Dalam bukunya yang berjudul: “Uma  Apostola da Sagrada Face” (“Seorang rasul Wajah Kudus”), Sr. Fernanda menggambarkan satu kejadian yang tidak ada kaitannya dengan sikap asistensialistis, sebaliknya ia menyatakan keberanian dan kegagahan seorang wanita yang kuat, yang menghadapi musuhnya untuk menyelamatkan orang yang dikejar-kejar. “Sekali peristiwa, pada Perang Dunia kedua, pada malam hari, ia telah sembunyikan  di halaman biara San Fior, lebih dari 10 orang pemuda. Pemuda-pemuda ini dicari oleh tentara Jerman, untuk dibawa ke kamp konsentrasi. Setelah tiba di rumah suster, tentara-tentara Jerman bertemu dengan Madre Pendiri. Beliau dengan berani berkata: «Saya tanggun jawab tentang apa saja yang anda akan temukan di rumah ini, tetapi jangan mengganggu anak-anakku. Kamu bisa cari apa saja yang kamu mau, di setiap sudut rumah. Para tentara dengan senjata-senjatanya mencari di seluruh rumah, namun mereka tidak menemukan seorangpun. Para pemuda itu diselamatkan, di luar tembok biara”. (hal.62).

Dalam mengkontemplasikan Allah, Maria Pia telah menemukan cinta yang berkobar-kobar yang dengannya Dia mengasihi setiap makhluk. Kasih ini telah memenuhi seluruh hatinya dan membuat dia selalu merasa tidak aman di hadapan kebutuhan-kebutuhan manusia pada zamannya. Orang-orang yang cedera dalam perang, para janda, kaum yatim piatu, tentara-tentara tanpa wajah, orang yang menghadapi ajal, menderita, buta huruf, tersiksa dan yang perlu apa saja. Mereka semua menemukan di dalam diri Maria Pia sebuah hati penuh keibuan, terbuka untuk menerima, satu kasih tanpa batas. Kita dapat menceritakan sekian banyak peristiwa lainnya di mana kasih kepada kaum miskin menjadi anugerah, pengorbanan, sampai mempertaruhkan nyawanya, dan menyerahkan seluruh simpanan ekonomis, karena Beata kita sungguh percaya kepada Penyelenggaraan Ilahi, kepada Allah yang memberi makanan kepada burung-burung di udara dan pakaian kepada bunga bakung di ladang. Betapa besar kasih yang diteruskankan Pendiri kita kepada kita!  

    Apakah kita tahu menerima kasih ini?
    Apakah kita tahu melaksanakan ajaran-ajarannya, yang tidak terdiri dari khotbah-khotbah melainkan dari kesaksian hidup?

Mari kita menyelamkan diri di dalam kasih ini untuk menemukan kembali sumber di mana Beata Maria Pia telah minum. “Yesus telah memberi kepadaku kasih bagi semua orang, kasih sayang yang membagi rasa… aku juga membuka tanganku dan berkata bersama dengan pengantinku yang ilahi: mari, kamu yang berbeban berat dan lelah, kamu yang lapar … kamu semua yang berkenan kepada hatiku, datanglah kepadaku! Ketika kamu tidak akan menderita lagi… maka kamu tidak akan perlu lagi dengan ibumu. Ia telah menaruh di dalam hatiku satu kasih istimewa yang  kudus bagimu”. (Terang dari terang, hal 236, n. 35).

Selamat merayakan peringatan liturgis  Beata Maria Pia kepada kalian semua!
Dengan kasih sayang dan hormat,
Madre Annalisa Galli






Sabtu, 09 Juni 2012

Doa kepada Wajah Yesus


                                                PERMONHONAN  
 Ya Yesus, Penyelamat kami, tunjukkanlah kami Wajah-Mu     yang Kudus!
      Kami mohon tunjukkanlah pandangan-Mu penuh belaskasih  dan pengampunan atas umat manusia   ini yang hidup dalam kegelapan dosa, seperti Engkau dalam sakrat maut, Engkau berjanji bahwa, ketika Engku ditinggikan dari bumi, Engkau akan menarik semua ciptaan serta manusia kepada-Mu.
Maka kami datang kepada-Mu karena Engkau sendiri mengajak kami. Kami berterima kasih dan memohon agar Engkau menarik kepada-Mu dengan cahaya-Mu, anak-anak yang hilang, hidup jauh dari rumah Bapa dan menyia-nyiakan anugerah-anugerah Allah dengan cara tidak pantas. Amin

Jumat, 08 Juni 2012

Wajah Kudus dalam Kitab Suci


Berdoalah dengan ayat-ayat dari K.S.

 Kejadian  33
33:10 Tetapi kata Yakub: "Janganlah kiranya demikian; jikalau aku telah mendapat kasihmu, terimalah persembahanku ini dari tanganku, karena memang melihat mukamu adalah bagiku serasa melihat wajah Allah, dan engkau pun berkenan menyambut aku.

Keluaran  33
33:20 Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."

Keluaran  33
33:23 Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

Bilangan  6
6:25 TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

Bilangan  6
6:26 TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

Ulangan  31
31:17 Pada waktu itu murka-Ku akan bernyala-nyala terhadap mereka, Aku akan meninggalkan mereka dan menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, sehingga mereka termakan habis dan banyak kali ditimpa malapetaka serta kesusahan. Maka pada waktu itu mereka akan berkata: Bukankah malapetaka itu menimpa kita, oleh sebab Allah kita tidak ada di tengah-tengah kita?

Ulangan  31
31:18 Tetapi Aku akan menyembunyikan wajah-Ku sama sekali pada waktu itu, karena segala kejahatan yang telah dilakukan mereka: yakni mereka telah berpaling kepada allah lain.

Ulangan  32
32:20 Ia berfirman: Aku hendak menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, dan melihat bagaimana kesudahan mereka, sebab mereka itu suatu angkatan yang bengkok, anak-anak yang tidak mempunyai kesetiaan.

I Tawarikh  16
16:11 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

II Tawarikh  7
7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.

II Tawarikh  30
30:9 Karena bilamana kamu kembali kepada TUHAN, maka saudara-saudaramu dan anak-anakmu akan mendapat belas kasihan dari orang-orang yang menawan mereka, sehingga mereka kembali ke negeri ini. Sebab TUHAN, Allahmu, pengasih dan penyayang: Ia tidak akan memalingkan wajah-Nya dari pada kamu, bilamana kamu kembali kepada-Nya!"



Ester  1
1:14 adapun yang terdekat kepada baginda ialah Karsena, Setar, Admata, Tarsis, Meres, Marsena dan Memukan, ketujuh pembesar Persia dan Media, yang boleh memandang wajah raja dan yang mempunyai kedudukan yang tinggi di dalam kerajaan --, tanya raja:

Ayub  13
13:24 Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu, dan menganggap aku sebagai musuh-Mu?

Ayub  14
14:20 Engkau menggagahi dia untuk selama-lamanya, maka pergilah ia, Engkau mengubah wajahnya dan menyuruh dia pergi.

Ayub  33
33:26 Ia berdoa kepada Allah, dan Allah berkenan menerimanya; ia akan memandang wajah-Nya dengan bersorak-sorai, dan Allah mengembalikan kebenaran kepada manusia.

Ayub  34
34:29 -- Kalau Dia berdiam diri, siapa akan menjatuhkan hukuman? Kalau Dia menyembunyikan wajah-Nya, siapa akan melihat Dia, baik itu sesuatu bangsa atau orang seorang? --,

Mazmur  4
4:7 Banyak orang berkata: "Siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita?" Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya TUHAN!

Mazmur  10
10:11 Ia berkata dalam hatinya: "Allah melupakannya; Ia menyembunyikan wajah-Nya, dan tidak akan melihatnya untuk seterusnya."

Mazmur  11
11:7 Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

Mazmur  13
13:2 Berapa lama lagi, TUHAN, Kaulupakan aku terus-menerus? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku?

Mazmur  17
17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Mazmur  22
22:25 Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, dan Ia tidak menyembunyikan wajah-Nya kepada orang itu, dan Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepada-Nya.

Mazmur  24
24:6 Itulah angkatan orang-orang yang menanyakan Dia, yang mencari wajah-Mu, ya Allah Yakub."

Mazmur  27
27:8 Hatiku mengikuti firman-Mu: "Carilah wajah-Ku"; maka wajah-Mu kucari, ya TUHAN.

Mazmur  27
27:9 Janganlah menyembunyikan wajah-Mu kepadaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka; Engkaulah pertolonganku, janganlah membuang aku dan janganlah meninggalkan aku, ya Allah penyelamatku!


Mazmur  30
30:8 TUHAN, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.

Mazmur  31
31:17 Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!

Mazmur  31
31:21 Engkau menyembunyikan mereka dalam naungan wajah-Mu terhadap persekongkolan orang-orang; Engkau melindungi mereka dalam pondok terhadap perbantahan lidah.

Mazmur  34
34:17 wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi.

Mazmur  44
44:4 Sebab bukan dengan pedang mereka menduduki negeri, bukan lengan mereka yang memberikan mereka kemenangan, melainkan tangan kanan-Mu dan lengan-Mu dan cahaya wajah-Mu, sebab Engkau berkenan kepada mereka.

Mazmur  44
44:25 Mengapa Engkau menyembunyikan wajah-Mu dan melupakan penindasan dan impitan terhadap kami?

Mazmur  51
51:11 Sembunyikanlah wajah-Mu terhadap dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!


Mazmur  67
67:2 Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya Ia menyinari kita dengan wajah-Nya,

Mazmur  69
69:18 Janganlah sembunyikan wajah-Mu kepada hamba-Mu, sebab aku tersesak; segeralah menjawab aku!

Mazmur  80
80:4 Ya Allah, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.


Mazmur  80
80:8 Ya Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

Mazmur  80
80:17 Mereka telah membakarnya dengan api dan menebangnya; biarlah mereka hilang lenyap oleh hardik wajah-Mu!

Mazmur  80
80:20 Ya TUHAN, Allah semesta alam, pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

Mazmur  84
84:10 Lihatlah perisai kami, ya Allah, pandanglah wajah orang yang Kauurapi!

Mazmur  88
88:15 Mengapa, ya TUHAN, Kaubuang aku, Kausembunyikan wajah-Mu dari padaku?

Mazmur  89
89:16 Berbahagialah bangsa yang tahu bersorak-sorai, ya TUHAN, mereka hidup dalam cahaya wajah-Mu;

Mazmur  90
90:8 Engkau menaruh kesalahan kami di hadapan-Mu, dan dosa kami yang tersembunyi dalam cahaya wajah-Mu.

Mazmur  95
95:2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.

Mazmur  102
102:3 Janganlah sembunyikan wajah-Mu terhadap aku pada hari aku tersesak. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku; pada hari aku berseru, segeralah menjawab aku!

Mazmur  104
104:29 Apabila Engkau menyembunyikan wajah-Mu, mereka terkejut; apabila Engkau mengambil roh mereka, mereka mati binasa dan kembali menjadi debu.

Mazmur  105
105:4 Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu!

Mazmur  119
119:135 Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

Mazmur  143
143:7 Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.

Amsal  16
16:15 Wajah raja yang bercahaya memberi hidup dan kebaikannya seperti awan hujan musim semi.

Amsal  27
27:19 Seperti air mencerminkan wajah, demikianlah hati manusia mencerminkan manusia itu.

Pengkhotbah  8
8:1 Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.

Kidung Agung  2
2:14 Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu!"

Yesaya  8
8:17 Dan aku hendak menanti-nantikan TUHAN yang menyembunyikan wajah-Nya terhadap kaum keturunan Yakub; aku hendak mengharapkan Dia.

Yesaya  54
54:8 Dalam murka yang meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau, firman TUHAN, Penebusmu.

Yesaya  57
57:17 Aku murka karena kesalahan kelobaannya, Aku menghajar dia, menyembunyikan wajah-Ku dan murka, tetapi dengan murtad ia menempuh jalan yang dipilih hatinya.
Yesaya  64
64:7 Tidak ada yang memanggil nama-Mu atau yang bangkit untuk berpegang kepada-Mu; sebab Engkau menyembunyikan wajah-Mu terhadap kami, dan menyerahkan kami ke dalam kekuasaan dosa kami.

Yeremia  33
33:5 Orang akan masuk pertempuran melawan orang-orang Kasdim dan kota ini akan penuh dengan bangkai-bangkai manusia yang telah Kupukul mati karena murka-Ku dan kehangatan amarah-Ku, sebab Aku telah menyembunyikan wajah-Ku dari kota ini oleh karena segala kejahatan mereka.

Yeremia  44
44:11 Sebab itu beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Sesungguhnya, Aku mau menujukan wajah-Ku terhadap kamu untuk kecelakaanmu, yakni Aku mau melenyapkan segenap orang Yehuda.

Yehezkiel  4
4:3 Lalu ambillah sebidang besi dan dirikanlah itu di antaramu dengan kota itu menjadi dinding besi, kemudian tujukanlah wajahmu ke arah kota itu, sehingga kota itu dalam keadaan terkepung, dan engkaulah yang mengepung dia. Inilah menjadi lambang bagi kaum Israel.

Yehezkiel  4
4:7 Tujukanlah wajahmu kepada pengepungan Yerusalem dan kepalkanlah tinjumu kepadanya dan bernubuatlah melawan kota itu.

Yehezkiel  7
7:22 Aku akan memalingkan wajah-Ku dari pada mereka dan perampok-perampok akan menajiskan rumah-Ku yang berharga; mereka akan masuk ke dalamnya dan menajiskannya,
Yehezkiel  38
38:20 Ikan-ikan di laut, burung-burung di udara, binatang-binatang hutan, segala binatang melata yang merayap di bumi dan semua manusia yang ada di atas bumi akan gentar melihat wajah-Ku. Gunung-gunung akan runtuh, lereng-lereng gunung akan longsor dan tiap tembok akan roboh ke tanah.

Yehezkiel  39
39:23 Dan bangsa-bangsa akan mengetahui bahwa karena kesalahannya kaum Israel harus pergi ke dalam pembuangan, dan sebab mereka berobah setia terhadap Aku, Aku menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka. Dan Aku menyerahkan mereka ke dalam tangan lawan-lawannya dan mereka semuanya mati rebah oleh pedang.

Yehezkiel  39
39:24 Selaras dengan kenajisan dan durhaka mereka Kuperlakukan mereka dan Kusembunyikan wajah-Ku terhadap mereka.

Yehezkiel  39
39:29 Aku tidak lagi menyembunyikan wajah-Ku terhadap mereka, kalau Aku mencurahkan Roh-Ku ke atas kaum Israel, demikianlah firman Tuhan ALLAH."

Daniel  9
9:17 Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri.

Daniel  10
10:6 Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak.

Hosea  5
5:15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan merindukan Aku:

Hosea  7
7:2 Dan tidak terpikir mereka bahwa Aku mengingat segala kejahatan mereka. Sekarang pun perbuatan-perbuatan mereka mengepung mereka, semuanya ada di hadapan wajah-Ku.

Mikha  3
3:4 Mereka sendirilah nanti akan berseru-seru kepada TUHAN, tetapi Ia tidak akan menjawab mereka; Ia akan menyembunyikan wajah-Nya terhadap mereka pada waktu itu, sebab jahat perbuatan-perbuatan mereka.

Matius  17
17:2 Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.

Matius  18
18:10 Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di sorga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di sorga.
Matius  28
28:3 Wajahnya bagaikan kilat dan pakaiannya putih bagaikan salju.

Lukas  9
9:29 Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau -kilauan.

II Korintus  4
4:6 Sebab Allah yang telah berfirman: "Dari dalam gelap akan terbit terang!", Ia juga yang membuat terang-Nya bercahaya di dalam hati kita, supaya kita beroleh terang dari pengetahuan tentang kemuliaan Allah yang nampak pada wajah Kristus.

I Petrus  3
3:12 Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat."

Wahyu  1
1:16 Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Wahyu  22
22:4 dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.