" Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadaMu. Pikullah kuk yang
Kupasang dan belajarlah daripadaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan
bebanKupun ringan" (Mat. 11,28-31)
Hati
Yesus dalam hidup Beata Maria Pia
Dengan merenungkan Sabda, kita ditakjubkan oleh intuisi
dari para kudus yang tahu meresapi Misteri Cinta Ilahi bukan karena studi yang
mereka buat melainkan karena mereka telah menanggapi tawaran rahmat Allah.
Dengan mengikuti jejak Beata Mastena, kita disadarkan bahwa devosi kepada Hati
Yesus selain telah berakar dalam dirinya, juga berbeda dengan devosi-devosi
lainnya karena merupakan dasar biblis dan menjadi pusat iman kristen; yaitu Hati Allah, cinta kasih-Nya yang besar
kepada manusia yang tampak jelas dalam diri Kristus. Kasih Allah yang
dinyatakan dalam diri Kristus ini adalah juga merupakan jantung dari Karisma
kita. Dari sini, kita memahami bahwa hidup dan karya dari Beata kita
mengungkapkan suatu "pulang-pergi" yang terus menerus kepada sumber
cinta, yaitu Hati Kudus Yesus untuk menjadikan dirinya sendiri cinta, anugerah,
memiliki hati yang berkobar dan meluap-luap oleh karena kerinduan untuk selalu
mencintai dengan lebih baik. Di antara semua refleksinya tentang Hati Kudus
Yesus, kita melihat gambaran Wajah Yesus yang menampakkan cinta Bapa. Membaca
beberapa tulisan Beata Maria Pia tentang
Hati Kudus Yesus, saya melihat pancaran Karisma yang terkandung dalam kerinduannya
untuk mewartakan, berkarya, dan menghibur.
"Saya
ingin agar setiap suku kata yang keluar dari mulutku adalah satu undangan yang
mengajak jiwa-jiwa untuk datang menyembah, memuliakan, dan mencintai Hati
Yesusku yang terkasih". Tanpa
berniat untuk memaksakan keinginannya, saya merasa bahwa kerinduan Beata
Mastena sama dengan kerinduan untuk menyebarkan gambaran Yesus yang manis
sampai ke pelosok dunia. Dan saya juga melihat satu kerinduan untuk menyilih
yang terdapat dalam kalimat: "Saya
ingin agar setiap karya yang saya lakukan dengan tangan saya ini, menjadi satu
karya terus-menerus di seputar Hati Yesusku yang termanis. Dengan tangan yang
satu, saya akan menghalangi dosa manusia yang melukaiNya, sedang dengan tangan
lainnya, saya akan membentuk satu mahkota bunga dengan penuh cinta sebagai
ganti mahkota duri". Dan untuk menyimpulkannya, ada juga kerinduannya untuk
memulihkan dalam karyanya yang menghibur: ".... Dengan tahu menjadi Penasihat Hati IlahiNya yang penuh kasih
dan tahu menyenangkan HatiNya, betapa banyaknya sukacita terdalam ....
Beranilah! Selalu setia, selalu rasul, demi Wajah Kudus Yesus!". Ikatan antara Hati dan Wajah Yesus menyatakan lagi kepada kita bahwa
dalam Yesus, ada satu kesatuan yang sempurna. Dengan mengomentari gerak tangan
dari Beata di seputar Hati Yesus, Prof. Nicola Gori menarik kesimpulan yang
sama ini: Hati dan Wajah sangat melekat erat dalam diri Yesus dan dalam hati
Maria Pia.
"Setiap
karya yang akan saya kerjakan dengan tangan ini .......".
Kita menemukan dalam pikiran Madre inti dari
panggilannya, yaitu menjadi pekerja yang tekun dan teliti dalam merawat dan
menyembah Hati Yesus. Dia sendiri menjelaskan kepada kita bahwa yang diperlukan
di sini adalah kedua tangannya sendiri, namun susah payahnya untuk bekerja
serta ketekunannya ini adalah untuk
menggenapi suatu karya yang sifatnya abadi. Karya dari Beata ini memiliki dua
sisi yang sama: yang pertama adalah kemampuan serta kekuatannya untuk membela
dari hal-hal negatif (menghalangi), dan yang kedua adalah membangun
(membentuk). Tindakannya dalam membela dan membangun ini sangat berhubungan
erat; merupakan dua aspek dari satu intensi yang sama, yaitu mencintai. Madre Maria Pia ingin
melaksanakan suatu "pekerjaan yang berkelanjutan", mendalam, tanpa
batas. Ia ingin menggenapkan suatu pelayanan yang siap sedia menyerahkan
dukungan penuh bagi Yesus.
Madre Mastena mengenakan
pakaian seorang pekerja yang mampu, agar dengan ketekunannya setiap hari dapat
menjauhkan Hati Yesus dari "dosa manusia" yang bisa melukainya. Namun
dalam wakktu yang sama, ia ingin mengganti mahkota duri yang mengelilingi hati
Yesus ini dengan satu mahkota baru yang dibuat oleh tangannya sendiri, satu
mahkota yang berupa "rangkaian bunga". "Mahkota bunga ini
digunakan sebagai ungkapan devosi, kasih sayang, kelembutan hati, syukur,
berkat. Tindakannya menanggalkan mahkota duri ini untuk dirinya sendiri merupakan
karya pengurbanannya yang penuh cinta sebagai ganti dari kelemahan manusiawi
dan kelemahan roh, di hadapan satu cinta yang besar yang dirasakan Maria Pia
sejak masa kecilnya. Hati Kudus sangat berkaitan erat dengan Wajah yang dengan
bermahkota duri, ia akan mengalami penderitaan yang sama serta penebusan yang
sama, dan yang kepadanya Maria Pia akan mencurahkan semua rasa cintanya. Mencintai
berarti menghadirkan diri secara konkrit di hadapan penderitaan sesama, untuk
mendalami ikatan antara antara darah dan kengerian sebagai meterai dari
pengorbanan Kristus. Namun di dalam ini terdapat penebusan dan keselamatan bagi
siapa saja yang meneruskan pesan heroik dan dramatis ini.
Beata kita telah hidup
tersembunyi dalam Hati Yesus, sambil bekerja dengan tangannya, dengan
perasaannya, dan dengan kasih sayang
dalam hatinya untuk mendedikasikan diri secara total kepada Allah dan kepada
sesama saudara dengan penuh cinta dan pengertian demi mambangun hati manusia
seturut Hati Yesus. Cinta dan semangatnya menunjukkan jalan kepada kita supaya
kita dapat tiba pada kesatuan kekal dengan Allah dan tiba pada pemberian diri
yang total untuk menghibur sesama yang tergores wajahnya dan yang terluka
hatinya. Untuk itu, kita perlu meminta setiap hari kepada Tuhan agar kita dianugerahi
hati yang sama seperti HatiNya.
Semoga
Hati Terkudus Maria membimbing langkah kita sehingga setiap hari kehendak Allah
digenapi dalam diri dan hidup kita masing-masing. Semoga Beata Maria Pia
membantu kita dalam menjalankan amanatnya: "Di dalam hati kalian, haruslah dibuat
satu taman pilihan, di mana Yesus, Sang Pengantin menemukan kesejukan. Semoga
tanah gembur dan berpupuk adalah kerendahan hati. Semakin kalian merendahkan
diri dalam kesahajaan dan kehinaan, kalian akan semakin berkenan pada Sang
Tukang Kebun Ilahi" Dengan penuh kasih
sayang, saya ucapkan Selamat Hari Raya Hati Yesus Yang Mahakudus ditemani oleh
Beata Maria Pia Mastena!
Madre Annalisa Galli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar