Translate

Sabtu, 17 Januari 2015

Terjum sambil membuat sayap



   Manusia sebagai makluk sosial tidak dapat hidup tanpa bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Ini disebabkan oleh karena manusia itu adalah makluk yang berakal budi, yang sangat bergantung pada makluk lain, baik itu hewan maupun tumbuh-tumbuhan dan bahkan batu atau benda mati. Hidup manusia yang penuh dengan kekurangan terkadang membuat manusia sangat bangga dengan segala apa yang dimilikinya, namun perlu disadari bahwa, dalam kelebihan-kelebihan itu ada saja kekurangan yang perlu diisi oleh makluk ciptaan yang lain. Inilah yang dinamakan dengan apa yang dikatakan oleh para ahli biologi “simbiosis” dalam hidup.
Dalam situasi apapun, orang akan berbangga dengan apa yang dimilikinya saat ini. Tanpa disadari bahwa semuanya itu merupakan sesuatu yang mungkin berlangsung untuk sementara waktu. Allah telah memberikan semuanya untuk dikembangkan. Segala yang ada dibumi ini manusialah yang menguasainya tapi bukan untuk saling menguasai.
Diamati-Nya segala bentuk ciptaan yang telah ada dan semuanya itu sempurna adanya; dan yang dinamakan-Nya makluk manusia itu sangat menyerupai-Nya sehingga Ia sangat menaruh harapan padanya untuk mengelolah apa yang telah ada baginya. Karena itu, kita hendaknya berusaha untuk terus meningkatkan apa yang ada pada diri kita agar semakin maju dan berkembang sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Sang Pencipta.
Dalam melakukan sesuatu, kita berusaha untuk semakin gigih memperjuangkan segala bentuk kekurangan kita seperti kata pepatah “terjun sambil terus membuat sayap”. Yang  menjadi tujuan utama dari kata pepatah ini adalah: bagaimana seharusnya kita sebagai manusia mengembangkan apa yang ada pada diri kita agar dengan itu semakin hari semakin kita diberi sebuah harapan baru akan datangnya hari yang lebih cerah. Disetiap perjalanan hidup kita, adapun satu atau lain hal yang kita rasa belum cukup untuk membuat kita bangga dengannya. Bila hidup seperti itu terus kita kembangkan dalam setiap gerak hidup kita, maka apa yang menjadi impian dan cita-cita dapat tercapai.
Hidup memang indah, apabila kita terus dan terus untuk semakin maju dengan apa yang telah kita kembangkan selama kita masih mampu untuk mengembangkannya. Dunia akan terasa kecil kalau kita menikmati perbuatan yang sedang berlangsung yang kita jalankan demi kelangsungan hidup diri pribadi dan dapat membuat orang lain turut merasakan kebahagiaan kita itu.
Dunia berarti milik kita yang hendaknya kita sendirilah yang menjadi penanggungjawab atas segala sesuatu yang terjadi dan yang ada demi kelangsungan hidup semua yang ada diatasnya. Adapun sayap-sayap yang dikembangkan untuk terbang setinggi mungkin sering patah/putus dan bahkan jatuh. Sayap-sayap yang jatuh itu hendaknya tidak kita biarkan begitu saja jatuh, tetapi mengangkatnya; mungkin masih dapat digunakan sebagai suatu hiasan yang begitu indah atau apa saja yang memberikan makna bagi kita dalam hidup.
Dalam menjalani hidup, apabila kita mengalami satu kekeliruan atau kesalahan, hendaknya segera berbenah diri agar tidak terus jatuh dan akhirnya membuat kita hancur sendiri. Kita sebaiknya memberikan pintalan-pintalan atau berusaha untuk menumbuhkan bulu-bulu yang baru sehingga akhirnya membentuk suatu bulu yang kokoh dan kuat untuk dapat terbang sejauh dan setinggi mungkin. Orang yang mempunyai impian besar adalah orang yang telah siap untuk terbang, walau apapun resiko yang ia alami. Terbang melampaui dunia luar adalah sebuah impian tertinggi setiap orang dengan resiko yang harus ditanggung oleh setiap kita yang ingin terbang tinggi mencapai apa yang kita idamkan dan harapkan untuk dicapai.
Apabila harapan dan impian itu tidak kita gantungkan setinggi mungkin, maka harapan untuk kita terbang setinggi mungkin tidaklah terwujud karena apa yang kita gantungkan tidak membuat kita untuk berusaha dan berjuang untuk menggapainya. Karenanya cita-cita yang tinggi hendaklah menjadi satu hal yang hendak kita capai dalam menjalani hidup ini. Dari sekian banyak yang kita tempa dan kita gantungkan, akan ada satu yang menjadi tujuan utama yaitu; mencapai yang tertinggi; dan kalau yang tertinggi itu tidak dapat kita capai, janganlah biarkan hidup kita terpengaruh pada apa yang tidak tercapai itu, tetapi hendaklah kita membuat jalan baru untuk mencapainya atau dengan menggantikannya dengan hal yang lebih baik darinya, atau paling tidak yang setara dengannya.

Oleh karena itu, rajutlah sayap-sayap hidupmu dengan bulu yang kokoh dan kuat, agar saya dan anda dapat dengan leluasa terbang dan mencapai setiap impian dan harapan. Jadikanlah dirimu sebagai pribadi yang dapat membantu orang lain untuk membuat sayap atau boleh; mampu juga untuk menerbangkan orang lain dengan sayap-sayapmu yang kokoh.

                                                                        Sr. Donatalia, CSV
                                                                           
                                                                  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar