Sr. Helena Heret
HANYA PADA TUHANLAH HATIKU TENANG
Panggilanku
menjadi seorang suster adalah suatu rahmat yang sangat istimewa. Aku dipanggil
oleh Tuhan oleh setiap banyak orang dengan segala kelemahan dan keterbatasan
yang ada dalam diriku. Ia memanggil aku karena cinta bukan karena kemampuan
atau bakat-bakat yang ada dalam diriku.
Sejak
dari kandungan ibuku, Ia telah mengenal dan memanggil aku dengan nama Helena
Heret. Karena Cinta, Ia menitipkan aku kepada orangtuaku sehingga terjadilah
sebuah peristiwa yang menggembirakan pada tanggal 12 Oktober 1989 aku hadir di
dunia khususnya di Natakoli. Aku diterima dengan rasa gembira dan penuh syukur
oleh kedua orangtuaku, aku diasuh, dibesarkan dalam naungan kasih-Nya, melalui
kedua orangtuaku.
Aku
sadar bahwa seluruh pertumbuhan dan perkembangan hidupku pasti terus dibimbing
oleh-Nya. Pada tahun 1998 aku disekolahkan di salah satu SDK di Natakoli,
setelah tamat dari pendidkan dasar aku
melanjutkan pendidikanku ke jenjang SMP hingga SMA. Usai menyelesaikan studiku di
SMA, dengan semangat yang menggebu-gebu, memutuskan untuk menjadi suster. Cita
– citaku menjadi suster sejak di bangku SD kelas IV, dengan motivasi awal,
melihat suster yang sopan, berpakaian rapih, rajin berdoa, dan mudah ditegur
oleh siapa saja. Dalam perjalanan waktu, niatku menjadi suster mulai pasang
surut, namun Tuhan masih menjaga dan merawat benih panggilan itu, sehingga
selesai menempuh pendidikanku di SMA saya langsung mempersiapkan segala sesuatu
untuk masuk biara.
Pada
tanggal 30 September 2009 aku masuk biara Wajah Kudus, di Komunitas Koting
Maumere. Setelah mengenal dan belajar tentang kehidupan di biara, aku
melanjutkan masa pembinaan postulat dan Novisiat di komunitas Ndona-Ende.
Dalam
menjalani masa persiapan dan pembinaan dari aspiran sampai novisiat tahun kedua ada begitu
banyak peristiwa dan pengal; aman baik suka maupun duka telah mewarnai hidupku.
Meskipun banyak penderitaan dan tantangan serta tuntutan-tuntutan yang
menhantui jalan panggilanku. Namun aku yakin Tuhan tetap setia untuk menolong dan membantuku agar aku
mampu menghadapi semuanya itu. Aku yakin bahwa penderitaan dan tantangan itu
merupakan satu cara untuk memurnikan panggilanku.
Aku
memilih motto “ Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang“ ( Mzr.62: 2) karena
dalam menjawabi panggilan khusus ini, saya sadar bahwa Tuhan begitu setia menuntunku tahap
demi tahap sehingga akhirnya saya menjawa “Ya“ atas panggilan-Nya.
Hanya
pada-Mulah aku berharap adalah sepenggal doa yang terus menerus kuucapkan dalam
setiap peristiwa yang kualami dalam hidupku. Segala persoalan apa saja yang
kualami dalam perjalanan panggilanku saya selalu serahkan semuanya ke dalam
kuasa-Nya. Motto“ Hanya pada Tuhanlah hatiku tenang“ merupakan ungkapan Imanku
kepada Tuhan atas penyelenggaraan Kasih-Nya yang kualami dalam setiap peristiwa
dan situasi batin yang terjadi dalam
perjalanan panggilanku.
Inilah
sekilas kisah perjalanan panggilanku mulai rahim ibuku hingga menjadi seorang
suster, dengan motto: “ Hanya pada Tuhanlah Hatiku Tenang“
Tidak ada komentar:
Posting Komentar